Fluor albus atau yang lebih sering dikenal dengan keputihan adalah suatu cairan (sekret) yang keluar dari vagina yang berasal dari lendir servik ,indung telur (Ovarium) , tuba falopii , atau vagina itu sendiri.
Keputihan ada yang sifatnya fisiologis (Abnormal) yang terjadi karena pada kondisi normal rangsangan hormon estrogen menyebabkan kelenjar pada servik dan daerah kewanitaan mengeluarkan lendir yang berfungsi sebagai pelicin , dan juga mekanisme perlindungan diri.Pada dasarnya jenis keputihan ini tidak mengganggu karena berwarna jernih , tidak kental tidak berbau, tidak menimbulkan iritasi, dengan PH cairan 3,5-4,5. Jenis keputihan ini bisa timbul pada:
- Bayi 0 – 10 hari ,disebabkan karena pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
- Sekitar Menarch (menstruasi pertama kali).
- Waktu disekitaran Ovulasi atau yang dikenal dengan masa subur dimana lendir dari kelenjar servik menjadi lebih banyak dan lebih encer.
Keputihan yang bersifat fisiologis ini bisa hilang atau berkurang dengan sendirinya. Keputihan yang perlu diperhatikan adalah yang bersifat Patologis (Abnormal) dengan ciri – ciri :
- Berwarna putih keabuan ,kuning kehijauan , putih menggumpal
- Disertai dengan bau yang menusuk
- Disertai dengan rasa gatal , panas , nyeri dan kadang menyebabkan ruam pada kulit.
- Bisa juga disertai dengan sensasi rasa panas pada saat Buang Air Kecil.
Keputihan patologis (berbahaya ) ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
- Infeksi
– Bakteri : Gardanerrela vaginalis , Chlamidia trachomatis , Neisseria gonorhoe
– Jamur : Candida Albicans
– Protozoa : Trichomonas vaginalis
– Virus : Herpes simplex dan Human Papilloma Virus (HPV) - Iritasi
– Cairan pembersih vagina.
– Sabun dan cairan antiseptik untuk mandi.
– Deodorant , sabun cuci dan pelembut pakaian.
– Baju dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat.
– Pembalut yang mengandung zat kimia sebagai antiseptic.
– Sperma dan cairan sperma. - Tumor atau jaringan abnormal lainnya.
- Benda asing
– Kondom
– Alat kontrasepsi (IUD) - Radiasi
- Lainnya
– Stres psikologis.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya keputihan diantaranya adalah:
- Pola hidup sehat dengan diet yang seimbang , olahraga rutin , istirahat yang cukup , dan manajemen stress yang baik.
- Tidak melakukan sek dengan pasangan yang berganti-ganti untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
- Menjaga keberadaan flora normal di daerah kewanitaan dengan cara :
- Menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan menjaganya agar tetap kering , tidak lembab.
- Membasuh dengan cara yang benar setiap kali buang air,dari arah depan ke belakang.
- Membatasi penggunaan cairan pembersih wanita secara berlebihan.
- Hindari penggunaan benda atau bahan kimia yang bisa menimbulkan iritasi seperti bedak ,tissue yang berpengharum , sabun mandi , dan lain – lain.
- Menggunakan pembalut yang tidak mengandung bahan kimian berbahaya yang rentan menimbulkan iritasi seperti khlorin.